Cerita Kebaikan
21 August 2023

5 Pahlawan Indonesia yang Gugur di Usia Muda

benihbaik_2023-08-21_1692594894121.jpeg

Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno pernah menyerukan "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!", kalimat ini diserukan untuk kaum muda saat itu agar merebut kemerdekaan.

Pada masa penjajahan, hingga pasca kemerdekaan Indonesia, perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang Tanah Air tidaklah mudah. Mereka rela bersimbah darah dan bertarung nyawa demi memerdekakan Indonesia dari penjajahan bangsa asing. 

Para pahlawan kita tidak mengenal usia dan golongan dalam memperjuangkan bangsa Indonesia. Hal inilah yang membuat beberapa pahlawan yang masih berusia muda harus terenggut nyawanya, diantaranya adalah:


1. Martha Christina Tiahahu (17 tahun)

Beliau salah satu pejuang wanita Tanah Air kelahiran Nusa Laut, Maluku pada 4 Januari 1800. Bersama ayahnya Kapitan Paulus Tiahahu, ajudan Thomas Matulessy ini berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda pada tahun 1817. 

Sayangnya, perjuangan harus berhenti pada 2 Januari 1818 karena Martha menghembuskan napas terakhirnya di usianya yang baru 17 tahun. Martha dikenal sebagai gadis pemberani dan gigih oleh kalangan pejuang, masyarakat hingga musuh karena keberaniannya ikut melawan penjajah. 

Perjuangan Martha dikenang oleh masyarakat dengan mendirikan patung yang menyerupai dirinya di daerah Sirimau, Ambon. Patung itu pun menghadap ke arah Laut Benda, tempat di mana sang pahlawan disemayamkan. 


2. RW Monginsidi (24 tahun)

Pahlawan Tanah Air kelahiran Malalayang, Manado pada 14 Februari 1925 ini berjasa mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Sulawesi Selatan. 

Mongsindi bersama pemuda di Makassar andil dalam Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) melawan Belanda pada 17 Juli 1946 yang datang setelah Indonesia merdeka untuk melakukan penyerangan. 

Ia akhirnya ditangkap pada 5 September 1946 dan dieksekusi oleh tim penembak Belanda. Untuk mengenang perjuangannya mempertahankan Indonesia, namanya kini dijadikan nama bandara di Kendari, Sulawesi Tenggara dan kapal angkatan laut Indonesia KRI Wolter Monginsidi.


3. Abdul Halim Perdanakusuma (25 Tahun)

Pria kelahiran Sampang, 18 November 1922 ini, merupakan pahlawan Tanah Air yang gugur saat menjalankan tugas semasa perang Indonesia - Belanda di Sumatera. 

Ia gugur pada 14 Desember 1947, ketika ditugaskan membeli dan mengangkut perlengkapan senjata dengan pesawat terbang dari Thailand. 

Halim diberi gelar pahlawan dan namanya diabadikan sebagai nama bandar udara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan kapal perang KRI Abdul Halim Perdanakusuma.


4. Raden Ajeng Kartini (25 tahun)

Beliau lahir di Jepara pada 21 April 1879. Ia dikenal sebagai sosok pahlawan perempuan yang aktif memperjuangkan emansipasi, kesetaraan dan hak perempuan. Ia ingin semua perempuan menjadi manusia yang maju dan berpendidikan. 

Semua pemikirannya tertuang dalam bukunya, yaitu "Habis Gelap, Terbitlah Terang". Berkat perjuangannya, kini para perempuan Indonesia bisa memiliki cita-cita dan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya sampai sekarang, bahkan bekerja dengan profesi yang tinggi. 


Namun pada 21 April 1879, tepat di usianya yang ke-25 ia dikabarkan meninggal dunia karena preeklampsia setelah melahirkan. Hingga kini, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini untuk mengenang perjuangannya. 


Baca juga: 5 Ide Bisnis Agrobisnis yang Bisa Dilakukan di Indonesia


5. Pierre Andreas Tendean (26 Tahun)

Beliau adalah perwira militer Indonesia keturunan Minahasa - Belanda - Perancis yang lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939. Kapten Pierre mengawali karirnya di bidang militer dengan menjadi intelijen dan ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution dengan pangkat letnan satu. 

Sayangnya, Kapten Pierre Tendean termasuk dalam daftar tokoh yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau yang dikenal G30S/PKI. Ia mengorbankan dirinya demi melindungi pimpinannya, Jenderal AH Nasution yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan sekaligus Kepala Staf Angkatan Bersenjata. 

Kapten Pierre tutup usia pada usia 26 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata bersama 6 korban lainnya dalam peristiwa tersebut.

Ikuti perkembangan terbaru melalui sosial media kami

  • fb.png
  • linkedin.png
  • instagram.png
  • twitter.png

Dana tersebut akan kami salurkan untuk Saudara kita yang butuh segera mendapatkan pertolongan.

Dompet Siaga