Panggilan Mendesak

camp
Pendidikan

Bantu Ibunya Bekerja karena Ayahnya Sakit-sakitan, Anak ART Ingin Melanjutkan Sekolah

Halo TemanBaik!Namaku Vita Alifa (16 thn), saat ini aku sekolah kelas 1 di SMK Negeri 1 Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat. Aku selalu memiliki cita-cita untuk bekerja di kantor yang bagus agar kelak bisa membantu orang tuaku.Makanya dari sekarang semangatku untuk sekolah tinggi. Aku sampai pernah masuk peringkat 10 di kelas. Hal ini sebagai bekalku kelak, karena aku ingin sekali melanjutkan sekolah ke jenjang kuliah.Aku juga sering sekali membantu orang tuaku bekerja di rumah tetangga dan sekolah. Ya, karena ibuku merupakan Asisten Rumah Tangga (ART). Ibuku juga bekerja mengasuh anak hingga menyetrika pakaian juga.Sedangkan ayahku sedang tidak bisa bekerja karena sekarang sedang sakit-sakitan. Aku selalu berdoa agar ayah cepat sembuh dan bisa bantu ibu bekerja.Ibuku adalah pahlawanku. Beliau sangat giat bekerja walaupun pekerjaannya sangat melelahkan dan gajinya kecil. Hal itu demi aku dan adikku biar bisa terus melanjutkan sekolah.Tapi sekarang memang aku sedang terkendala biaya sekolah. Dana dari gaji ibuku dan sedikit bantuan dari Saudaraku ternyata tidak cukup untuk biaya sekolahku sekarang.#TemanBaik, mari bantu Vita agar bisa melanjutkan sekolahnya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul Rp 1.110.000
6 hari lagi Dari Rp 15.000.000
Donasi
camp
Kemanusiaan

Nur Hanifa, Gadis Kecil Setia Merawat Ayah yang Lumpuh

Sebuah kisah yang memilukan namun penuh dengan keberanian telah menginspirasi kita semua. Nur Hanifa, seorang siswa kelas VI di SDN 004 Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, telah mengorbankan waktu bermain dengan teman-temannya demi merawat ayahnya yang terbaring lumpuh karena sakit kronis.Setiap hari, saat jam istirahat sekolah tiba, Nur Hanifa memohon izin kepada wali kelasnya untuk pulang ke rumah. Dia berlari cepat, tidak ingin kehilangan satu detik pun untuk memasak nasi dan merawat ayahnya yang tak berdaya. Bagi Nur Hanifa, setiap detik berharga, bahkan jika itu berarti mengorbankan waktu bermainnya.Ayahnya, Sudirman, hanya bisa duduk di kursi roda, ditemani oleh kedua adik perempuannya yang masih kecil. Sudirman, yang dulunya adalah sosok yang tangguh, kini harus bergantung pada kekuatan dan kesabaran putrinya yang masih belia. Ini adalah kisah tentang cinta sejati dan pengorbanan yang tak terhingga.Saat ini, kami membutuhkan bantuan Anda untuk membantu Nur Hanifa dan keluarganya. Biaya pengobatan dan perawatan yang terus meningkat menjadi beban yang berat bagi keluarga ini. Terutama dengan situasi ekonomi mereka yang sulit, setiap sumbangan dari #TemanBaik akan sangat berarti bagi mereka.Mari kita ulurkan tangan untuk memberikan dukungan kepada Nur Hanifa dan keluarganya dalam perjuangan mereka. Setiap donasi, sebesar apapun, akan sangat berarti bagi mereka. Bersama-sama, kita bisa memberikan harapan dan kelegaan bagi mereka di tengah cobaan yang berat ini.Jangan biarkan Nur Hanifa dan keluarganya berjuang sendirian. Setiap bantuan Anda akan memberikan cahaya harapan bagi Nur Hanifa dan keluarganya. #TemanBaik bisa ikut berkontribusi dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini.
Dana terkumpul Rp 1.513.014
8 hari lagi Dari Rp 10.000.000
Donasi
camp
Anak

Kehidupannya Normalnya Hanya Sampai Usia 4 Tahun Saja, Izza Alami Epilepsi Hingga Tak Bisa Bergerak dan Melihat

“Kami sangat merasa sedih dan sakit melihat kondisi anak kami yang semakin memburuk. Sakit ini juga mengakibatkan Izza mengalami komplikasi pada organ lainnya, gigi dan mulutnya terkena infeksi, paru-parunya sering mengalami radang, pendarahan dari lambung karena menggunakan selang NGT (selang makan dari hidung sampai lambung),” ungkap Eneng Wildayanti, Ibunda Izza.Izzatunnisa Kasturi Naim (6 tahun), merasakan kehidupan seperti anak normal pada umumnya hanya sampai usianya 4 tahun saja. Selanjutnya hari-harinya terasa gelap karena menderita epilepsi dan kelainan langka kerusakan metabolik yang menyerang sistem saraf otak.1 bulan setelah ulang tahunnya yang ke-4, Izza tiba-tiba mengalami tremor atau gemetaran tak terkendali pada kakinya hingga hilang keseimbangan. Saat diperiksa, awalnya dokter mendiagnosanya kekurangan kalsium dan vitamin D. Setelah 2 bulan tak ada perubahan, Izza justru mengalami kejang dan didiagnosa epilepsi oleh RSUD Ciawi.Selama sebulan pertama mengkonsumsi obat, kondisi Izza mulai membaik dan tidak mengalami tremor lagi. Orang tuanya mengira semuanya sudah selesai karena Izza kembali sehat, tapi ternyata itu merupakan awal penyakit itu berkembang. Berat badannya tiba-tiba turun setiap bulan, tremor kembali timbul bahkan di bagian tangannya. Izza juga kesulitan berjalan, kesulitan memegang benda, kesulitan menelan, kemampuan bicaranya menurun. Puncaknya saat usia 5 tahun Izza mengalami kemunduran motorik, tidak lagi bisa berjalan, berbicara, menelan, tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya, bahkan melihat.Sejauh ini Izza sudah melakukan berbagai pemeriksaan, penanganan tindakan endoskopi dan biopsi lambung. Jika kambuh Ia akan mengalami demam, muntah darah, sesak nafas, kejang, dan hilang kesadaran hingga dilarikan ke UGD rumah sakit. Saat ini Ia harus menjalani kontrol rutin setiap minggu dari Bogor ke RSCM Jakarta dan dalam waktu dekat akan operasi gigi.Namun orang tua Izza terkendala biaya pengobatan, ayahnya merupakan pedagang yang penghasilannya tidak menentu dan ibunya merupakan ibu rumah tangga. Segala cara sudah dilakukan orang  tuanya, mulai dari menjual semua barang berharga emas, kendaraan dan menggunakan tabungan. Tapi sakit Izza butuh pengobatan dan biaya berkelanjutan.#TemanBaik, mari kita sama-sama bantu Izza agar segera pulih dan sembuh dari sakitnya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul Rp 1.302.000
13 hari lagi Dari Rp 25.000.000
Donasi

Pilihan Campaign